Senin, 27 Juni 2016

Sketchbook


Dulu, pernah ada kalanya gue ngerasa ga oke buat ngegambar di sketchbook.
Alesannya adalah... kalo gambarnya ternyata bagus dan mau dipajang, ga bisa. Masa bukunya disobek gitu yah.Akhirnya gue lebih memilih ngegambar di kertas gede.. kalo gambarnya bagus, bisa dipajang tanpa harus sobek-sobek. (Kaya yang pasti bagus aja gambarnya, haha) -.-

Nah belakangan ini gue mulai ngerasa asik banget sama yang namanya sketchbook, gue uda ngabisin 2 sketchbool sejak Oktober 2015, dan masih punya 3 sketchbook yang masing-masing baru keisi setengahnya.
Ini adalah dua dari beberapa sketchbook yang gue miliki. Yang kiri dikasih temen, yang kanan beli di OL Shop.


Enaknya menggambar di sketchbook adalah:
Aman, bisa ngejaga gambar yang gue bikin dari polusi, air, dan dosa-dosa. #dosaapa
Bentuknya buku dan ada karet supaya gak gampang kebuka-buka. Karya-karya gue di dalemnya cenderung aman, bisa gue masukin tas kuliah, tas jinjing, dan tas-tas lainnya tanpa khawatir karya-karya gue bakal kusut kelipet-lipet.Selain itu, ukurannya gak terlalu gede. Nyaris semua tas gue muat dimasukin sketchbook. Gue bisa bawa kemana-mana dan ngegambar dimana-mana. Beda sama kertas yang harus dimasukin ke map dan dibawa secara apik.

Nah mengingat gue orangnya lebih suka kecepetan daripada terlambat, ga jarang gue harus duduk diam menunggu teman-teman gue yang sudah sangat kuat budaya 'ngaret'nya. Maklum thiz iz Indonesia. 
Dengan adanya sketchbook yang super handy ini, gue bisa menunggu siapapun dimanapun sambil menggambar. Kalau lagi nunggu kelas di kampus juga, gue bisa diem di perpus berjam-jam sambil menggambar.

Kelebihan laen dari sketchbook adalah.. ini kayak portolfolio gitu buat gue. Kan isinya karya-karya gue semua tuh, jadi kalo gue mau promosiin kemampuan gue dalam rangka menawarkan jasa menggambar, gue tinggal kasih liat satu sketchbook gue dan orang bisa langsung melihat karya-karya gue. Simpel banget, tapi ngena.
Btw anyway, gue suka banget motret karya yang gue bikin di sketchbook terus gue masukin instagram. Bentuk bukunya masih bisa terlihat jelas, cukup artistik buat difoto dan dipajang di instagram gue @noi.art (follow ya) LOL.
Dan kadang gue ngegambar di bagian lipetan buku.. Ini bisa bgasih sentuhan tersendiri ke karya yang gue bikin.. Lucu kan tuh rambutnya kepotong lipetan buku. :p 


Nah kalo yang di bawah ini bikin di sketchbook handmade, teman gue yang bikinin, kertasnya sesuai keinginan gue. Lucu kan ya kertas coklat digambar pake pensil warna coklat dan putih. 
Nah kalo mau ngeliat gambar dan lukisan gue yang laennya, jangan ragu buat follow instagram gue @noi.art
followernya baru dua ribuan tapi lumayan lah. Isinya karya-karya gue semua kok.

HEHEHEHE PROMOSI TERUS AH SI NOI.

Thanks for reading. :P 

Kamis, 09 Juni 2016

Supernova

Catatan: Jangan berharap pembahasan gue ini bakal dalem dan cerdas ya. Gue sama sekali bukan orang cerdas jenius, jadi pembahasan ini juga cuma standar pembaca awam.

Supernova adalah novel berseri, terdiri dari 6 buku yaitu:
Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Akar
Petir
Partikel
Gelombang
Intelijensi Embun Pagi.
Penulisnya adalah Dee Lestari, yang ternyata adalah kakak kelas gue di Unp*r
Sejauh ini, Supernova adalah novel Indonesia terbaik yang pernah gue baca. Ga cuma ceritanya lumayan kompleks, tapi ranahnya luas, lalu konflik-konfliknya juga ga kacangan.

Gue kenal novel ini dari seorang teman dunia maya, sebut saja Kal (gatau nama aslinya apa, sok misterius gitu deh anaknya) Ehehehe.
Tapi bukunya gue bisa baca gagara dipinjemin Ko Icat, seorang koko-koko multi talented yang orangnya nyebelin banget sampe-sampe sekarang ini gue males maen sama dia.
Haha. Bercanda. Serius ketang. =)

Nah sekarang gue mau menuliskan pendapat gue tentang buku-bukunya.
Sinopsisnya mah kamu cari aja sendiri di Google.

Yang bikin gue kagum dari seri ini adalah.. Banyak detail di cerita-ceritanya, misalnya soal latar belakang tiap tokohnya. Ada yang berasal dari keluarga terpandang, ada yang meniti karier dari nol sampe jadi pemuda sukses, ada seorang cewek rebel yang meninggalkan kampung halamannya dan jadi fotografer wild life gitu deh, ada tokoh cewek Bandung beloon turunan Tiongkok yang tadinya pengangguran lalu mulai punya usaha warnet. Yah baca weh sendiri lah.

Nah detail lainnya misalnya agama para tokohnya. Gue lumayan tertarik sama tokoh Zarah di buku Partikel, dimana dia itu seorang ateis yang selalu mempertanyakan ini-itu soal agama. 
Buat gue yang lahir di keluarga beragama, punya temen beragama semua, dan sejak TK sekolah di sekolah beragama, ini bisa jadi salah satu media buat gue memandang agama dari sudut pandang seorang ateis. Apa aja pergumulan dan apa yang menyebabkan seseorang secara sadar jadi ateis.
Ada juga tokoh Alfa yang agamanya masih agama tradisional. Di buku Gelombang, diceritain gimana sudut pandang Alfa, seorang pemeluk agama yang ga diakui negara (dan tentu ga diakui dunia pada umumnya), gimana dia dianggap pendosa walau hidupnya baik, lurus, rajin, dan jujur, cuma gara-gara agamanya itu. 
Dengan baca buku ini, mau gamau gue jadi bisa ngeliat sudut pandang orang-orang yang kepercayaannya (atau ketidakpercayaannya) ga diakui mayoritas.

Yang bikin gue kagum lagi adalah... Ranahnya yang luas banget. Gue gak ngerti Dee melakukan riset gimana caranya sampe bisa detail banget menceritakan lokasi-lokasi, situasi dan keadaannya, ga cuma di Buah Batu kota Bandung (yang letaknya deket banget sama rumah gue), Sianjur Mula-mula, Danau Toba, Bogor, London, Amerika, daerah hutan-hutan Kalimantan, dan sederet tempat lainnya. Dee menceritakan dengan luar biasa kebiasaan-kebiasaan orang-orang di masing-masing tempat, gimana situasi tempat-tempat tersebut, dan sebagainya.
Terus, gue gak ngerti juga gimana Dee bisa punya pengetahuan super luas ya. Konon di buku kesatu dia udah bawa-bawa hormon dan sederet istilah aneh (yang tentu aja relevan sama ceritanya), terus dia juga punya banyak pengetahuan, mulai dari fungi, orang utan, keadaan Asia Tenggara dan perang-perangnya, bahkan lagu Rastfarian, Broh.. Gue aja sampe sengaja search Google tentang Rastafarian gagara buku Akar. Thanks to Dee. Itu baru sebagian kecil dari hal yang entah gimana Dee bisa tau dan jadi bagian penting dari buku-bukunya.

Yang bikin gue kagum lagi!! Imajinasi , sudut pandang, dan cara pikir Dee yang luar biasa. Banyak banget hal yang bikin gue ngerasa,"Eh iya bisa aja ya selama ini sebenernya dunia kita begini begitu tapi kita gatau."
Susah juga kalo gue jelasin di sini, 
Pokoknya, buat gue Supernova adalah gabungan dari teknik menulis yang baik, riset gila-gilaan, pengetahuan penulis yang super luas, dan imajinasi yang luar biasa. Gue gak nyesel pernah baca buku kaya gini.
Walaupun sebenernya.. Gue kurang ngerti buku ke 6 dari seri ini. 
Guenya aja yang kurang nangkep kali yah maksud Dee di buku tersebut. Mungkin harus dibaca ulang nantinya. 
Nanti deh.
Nanti ah.
Saya mah suka menunda anaknya.

Sekian deh pembahasannya.. Mungkin emang pembahasan ini gak dalem dan awam banget, tapi gue sih rekomendasiin banget buku ini buat dibaca. Keren. Membuka wawasan dan cara pandang yang baru. 
:D