Selasa, 06 Desember 2016

Bahasa Belanda

Hello kawans.. Udah lama banget gue ga ngeblog, kira-kira udah beberapa juta detik lamanya.
Maklum, gue lagi sibuk bikin skripsi. Cuma, minggu ini gue gak bisa bikin progres apa-apa buat skripsi gue, soalnya dosen pembimbing gue lagi liburan. Tapi skripsi gue udah mau beres kok sungguh.
Yeay!

Berhubung gue adalah seorang gadis yang sedikit berdarah Belanda, kadang-kadang di rumah gue ngobrol pake bahasa Belanda sama keluarga gue.
Keren? Nggak.

Pasalnya, basaha Belanda yang keluarga gue pake itu udah semacem kecampur sama berbagai bahasa lain, misalnya Indonesia, Indonesia kasar, Sunda, Sunda kasar, Hokkian, Hokkian kasar, Inggris, Inggris kasar, dan lain-lain. Pokoknya, kalau orang Belanda ngedenger 'bahasa Belanda' yang gue dan keluarga gue pakai sehari-hari, mereka juga gak akan ngerti. Apalagi aksen yang kami gunakan itu Sunda banget, dan tensisnya berantakan.
Ini adalah contoh kalimat yang sering terjadi di keluarga kami.

1. "Ik honger. Er is eten-an? (Saya lapar. Ada makan-AN?)"

Kalimat di atas adalah salah satu contoh kalimat 'bahasa Belanda' yang kacaunya tuh minta ampun.
Masalahnya, gak ada kata 'eten-an' (makanan) dalam bahasa Belanda. Imbuhan -an kami tambahin sendiri, kayak 'makan' jadi 'makan-an'. Yang bener tuh makanan dalam bahasa Belanda ya 'food' aja.

2. "Ik lagi had niet geld, euy." (Saya lagi gak punya duit, euy.)
Kalimat di atas juga sama kacaunya. Itu tuh semacem mencampur-campur bahasa Belanda, Indonesia, dan Sunda. Masalahnya keluarga kami gak tau kata 'euy' kalau diterjemahin ke bahasa Belanda jadinya apa. Tapi kami yang lahir dan besar di Bandung, sungguh , gak sanggup hidup tanpa kata 'euy'. #ILoveBandung #ILoveSundanese

3. "EEN GEKKE! EEN GEKKE! EEN GEKKE!" (Gila! Gila! Gila!)
Jadi itulah kata yang kami ucapkan kalau mengumpat dalam bahasa Belanda. Sebenernya itu gak tepat, maksud kami ngomong itu tuh lebih ke "Gelow!" atau "Gila!". Padahal secara teknis, "Een Gekke" itu artinya lebih ke "seorang gila", bukan "gila" atau "gelow".

4. "Dat meisje een gekke." (Cewek itu gila.)
Gue gak tau apa yang salah dari kalimat di atas, juga gak tau apa kalimat tersebut benar atau salah susunannya.  Biasanya kami ucapkan ketika ada perempuan yang bersikap aneh di hadapan kami.
Intinya, kadang-kadang kami membicarakan orang dalam bahasa Belanda, di depan muka orang tersebut. Tapi belakangan hal ini jarang banget kami lakukan secara kadang ada orang yang bisa bahasa Belanda juga. Kamu tahulah orang Belanda pernah 350 tahun tinggal di Indonesia. Gak aneh kalau ada satu-dua orang yang ngerti. Kan gak enak kalau ternyata dia juga bisa bahasa Belanda.. HAHAHAHAHA.

5. "Al mooi, goed meer." (Udah cantik, baik lagi.)
Pokoknya, kalimat di atas tensisnya ga bener. Setau gue "al" tuh terjemahannya adalah "udah" yang artinya sudah selesai, sudah beres, bukannya buat dipake kalimat "udah cantik, baik lagi|".

6. "Ze is niet dom." (Dia itu pintar.)
Jadi gini, kami gak tau bahasa Belanda dari "pintar" makanya kami subtitusi kata "pintar "jadi "gak bodoh" atau niet dom. Seringkali itu kami lakukan, karena ga tau bahasa Belandanya apa, udah aja sebuah kata sifat kami tambahin kata "niet" di depannya biar arti katanya jadi antonimnya. Wakakaka. Kacau banget emang.

Udah segini dulu aja post nya. Bingung mau ngomong apa lagi. Doei! Goede middag!