Selasa, 14 Maret 2017

Pacar

Warning: Untuk yang jomblo silakan tutup laman ini. Segala efek samping adalah di luar tanggung jawab penulis.

Helo pemirsah.
Gue emang ga pernah nulis soal percintaan pribadi gue di blog ini.
Mulai hari ini, hal itu akan berubah. #nyahaha #PSDD

Setelah gue jomblo untuk waktu yang lumayan lama, kira-kira beberapa puluh purnama lamanya, gue akhirnya memutuskan untuk berpacaran dengan seorang lelaki.
Ya iya masa sama perempuan.

Inisial lelaki tersebut adalah Johan.

Johan ini awalnya adalah seorang teman yang gue kenal waktu SMP dulu. Gimana coba kenalannya?
Ceritanya waktu itu gue lagi nunggu dijemput, nah terus gue ketemu sama salah satu teman gue, namanya Godjali. Dia ini sahabat Johan sejak mereka masih berwujud bocah-bocah imut yang memakai celana di atas pusar.
 Gak deng bercanda, gak culun kayak gitu kok.

Intinya Godjali memperkenalkan gue ke si Johan.
Yaudah kita salaman seperti orang normal pada umumnya.

Waktu itu, first impression gue terhadap Johan adalah: pendiam, kurang tidur, kurus, seperti agak teler, mungkin terlalu banyak belajar. (belakangan gue tau kalo itu bukan efek kebanyakan belajar tapi kebanyakan maen game)
Bercanda Beb.

Nah, setelah itu, entah kenapa gue gak pernah ketemu lagi sama dia sampe lulus SMA tahun 2012.
Baru pas kuliah, gue sekampus sama seorang pemuda berwajah Tiongkok bernama Steven Clay, sebut saja Clay. Dia anaknya suka banget yamcha rame-rame. Suatu hari dia ngajak gue yamcha, terus, eh gue ketemu lagi sama si Johan waktu yamcha.

Oh iya buat yang gak tau, yamcha itu adalah kegiatan memperkaya pemilik restoran dengan memberikan sejumlah uang kepadanya dan sebagai gantinya kita bisa makan makanan di restoran itu sebanyak-banyaknya yang ongkos bikinnya sebenarnya gak sebanding dengan uang yang sudah kita berikan kepada pemiliknya. Biasanya makanannya berupa hakao, lumpia udang kulit tahu, siomay, dan makanan-makanan lucu sejenisnya. Enak-enak banget sih, jadi gue gak pernah menyesal ikutan yamcha.
 
Nah dari situ, gue beberapa kali maen bareng Johan, terus kadang-kadang kita ngeguyon di grup main di Line. Intinya kita berteman cukup lama. Oh iya, grup main tersebut akhirnya diberi nama Grup Bicit karena kami. . . . . Nanti gue ngeblog deh khusus soal Bicit. Wkwk.

Nah. terus pertemanan kami pun berlanjut. Johan sebagai penghuni Escape Room Bandung (dan kota-kota lainnya) secara rutin mengajak kami anak-anak bicit untuk turut bersamanya tinggal di dalam Escape Room.
Gue kadang-kadang ikut.
Waktu itu, impression gue ke Johan adalah, what a good friend with good sense of humor. Anaknya seru, lucu, baek (sumpah baek), tinggi dan ceria. Udah gak teler kayak waktu SMP. Terus agak besar, mungkin berat badannya 1 kuintal.
Akhirnya kita bikin geng baru yang berisi tiga orang: gue, Johan, dan Gigis (Chrishiella), nama grupnya adalah grup aseksual karena kami bertiga sama-sama jomblo. Jadi rencananya kami bakal berkembang biak sendiri-sendiri dengan membelah diri aja karena kami bertiga kan jomblo.
Oh iya, Gigis ini adalah sahabat deket gue.

Waktu demi waktu berlalu hingga akhirnya, Gigis mengkhianati grup aseksual kami. Fine Gis fine. Dia jadian dengan seorang pemuda berotot, sebut saja Oz.
Grup kami akhirnya hanya tinggal berisi gue dan Johan. Yah kita sih as usual be friends aja. Ngeguyon dan maen sama temen-temen kayak biasa. Seru-seruan bareng.

Sampe akhirnya Gigis.
Wkwkwkwkwkw.
Pokoknya dia memancing percikan asmara di antara kami.
Pokoknya gue sama Johan jadi saling ngegebet. WAKAKAKA. Emang si Gigis kekuatan persuasifnya tak terkalahkan.

Setelah pedekate kira-kira selama setengah tahun, akhirnya kami pun jadian. #Yeah
Waktu itu berat badan Johan 84 kg.
Grup aseksual pun secara resmi dibubarkan karena personilnya sudah tidak memenuhi kualifikasi untuk tetap berada di dalam grup.

Nah jadi sekarang Noi ini gak jomblo loh. Noi pacaran sama Johan, lumayan banyak yang kaget waktu kita jadian, termasuk teman-teman SMP kami, termasuk Godjali yang dulu ngenalin kami berdua.

So far ini, gue sangat senang pacaran sama Johan. Rasanya bisa ngobrol soal apa aja sama dia, dari soal pupuk kompos, film favorit, soal game, bahkan soal politik dan agama. #pasanganfreak #tapisenang
Terus bisa ngelakuin banyak kegiatan bersama. Lalu.. Maen game bersama. Kita berdua sama-sama suka maen game sih, cuma gamenya gak semua sama. Paling Tomb Raider (WOY JANGAN DITAMATIN DULU BEB LICIK IH) WKWKWKWK
Dan masih banyak list kegiatan yang pengen kita lakukan bareng.
Terus Johan ini anaknya strong. Dia kalau jemput gue gak pernah cape, padahal jarak rumah kami kira-kira 1000 kilometer jauhnya. Makasih ya Beb. Sangat berarti buat gue. :*
Selain strong, Johan juga smart. Dia sering memberikan solusi logis untuk masalah yang terjadi. Gak jarang gue terpana akan ide-ide dia. :-|
Cuma kalau maen ayam-ayaman Johan licik pisan. (--.--)

(Buat yang jomblo, silakan tutup laman ini segera karena saya akan ngepost foto kami berdua mulai dari sini)






Oke deh sekian dulu ngeblognya, entar kapan-kapan update lagi.

Pesan untuk Johan: Love you Beb. WAKAKAKA.
Kalo ada apa-apa cerita yah. Tell me everything. Jangan memendam sesuatu. XOXO.
Duh gue gak romantis anaknya. :P

Sarjana


Hai, Brader Sister. Coba tebak siapa yang namanya tambah panjang . . . .
Nama gue sekarang jadi Cindy Noi, S.E., S.Bct.
#bicit
#ehehehe

Sejak 20 Januari 2017 yang lalu, gue resmi lulus dari UNP*R dengan gelar Sarjana Ekonomi.
UNP*R ini adalah sebuah universitas yang konon katanya fakultas ekonominya tuh maha susah.
Menurut gue pribadi, emang susah banget sih buat lulus Ekonomi UNP*R, apalagi gue kan salah jurusan.
Pokoknya mah gue agak gak percaya udah berhasil lulus dari universitas ini.
*terisak penuh haru*

Sekarang gue mau ceritain gimana kisah perjuangan skripsi gue.
Dosen pembimbing gue adalah seorang dosen yang... Sangat sangat pintar.
Masalahnya dia bukan cuma pintar secara akademis, tapi praktiknya juga pinter banget. Dibuktikan oleh kesuksesan dirinya membangun sebuah bisnis besar, padahal dulunya dia berasal dari keluarga yang ekonominya biasa-biasa aja.
Gue, sangat respek dan sangat mengagumi Beliau.
Hanya saja.
Beliau.
Sangat.
Sulit.
Ditemui.

*suara gerimis*

Nah jadi sebut saja nama dosen tersebut Pak Boyke. Beliau udah terkenal sebagai dosen pembimbing yang sulit ditemui, terus nih sistemnya, jam 4 dia selesai ngajar, baru dia mau meladeni anak skripsi, tapi cuma sampai jam 6. Begitu jam 6 teng, walau gue udah ngantri, dia akan tetap pulang.
Ini adalah sebuah rintangan yang - bagaimanapun caranya, harus bisa gue atasi.
Jadi setiap Selasa dan Kamis kan jadwal ngajar Pak Boyke, nah gue dateng ke kampus jam 1, bawa laptop dan duduk manis di depan ruangan tempat dia ngajar.
Tujuannya adalah biar gue selalu jadi yang pertama, jadi gue gak akan keduluan orang laen.
Sementara nunggu jam 4, gue akan duduk sambil ngerjain skripsi.

Duh gue males ceritanya detailnya, pokoknya mah selama satu semester yang super pahit ini, gue udah terbiasa nungguin dosen selama 3-5 jam di kampus.
Akibatnya adalah, gue, yang dulunya hanya mahasiswi lembek tanpa ambisi, sekaranag jadi sesosok manusia berambisi. Gue menyadari bahwa, kalau gue gak berusaha buat datang lebih cepat dari anak skripsi yang laennya, gue bakal keduluan orang laen dan gak dapet giliran bimbingan skripsi.
Di sini karakter gue mulai berubah sedikit.
Tapi gue gak menyesalinya. Skripsi gue selesai dalam satu semester DOANG (mengingat anak-anak yang dapet dosbing Pak Boyke biasanya butuh 2-5 semester buat bisa lulus)

Setelah selesai, gue langsung daftar sidang.
Waktu itu gue kebagian sidang skripsi tanggal 16 Januari 2017, tepat di hari ultah gue yang ke-23.
Yaudah, pokoknya dengan kemampuan Bicit gue yang tak tertandingi, gue berhasil menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dosen penguji. Akhirnya sidang selesai dengan beberapa revisi yang harus gue kerjakan.
Gue lega untuk sesaat.
Eh gak ding, ga jadi leganya.
Tanggal 18 Januari gue harus udah mengumpulkan revisi yang sudah dihardcover, dan harus disetujui dosen pembimbing, dosen penguji, dan ketua program studi Akuntansi. Kalau lewat dari tanggal 18, maka gue gak bisa wisuda semester ini dan parahnya harus nambah bayar uang semesteran sebesar kira-kira 7 juta rupiah.
PADAHAL KELASNYA UDAH ABIS, TINGGAL REVISI SKRIPSI DOANG. :(
Kayak pay for nothing.

Gini masalahnya bradersister.
Hardcover skripsi tuh butuh waktu kira-kira 24 jam. Terus buat tandatangan dosbing (Pak Boyke) Dia maunya si skripsi ditinggal di rumah dia semalam, besoknya baru bisa gue ambil.

Tanggal 16 sore gue beres sidang.
Terus gue langsung bikin revisi, nyaris gak tidur, tanggal 17 pagi selesai.
Belom dihardcover dan ditinggal di rumah Pak Boyke.
Deadline tanggal 18.

Gue ngetik ini stres sumpah.

Hmm intinya gue nyogok si tukang jilidnya biar hardcovernya bisa jadi dalam waktu 2 jam. (Ternyata kalau niat, hardcover skripsi tuh bisa beres dalam 2jam, Brader Sister)
Terus langsung gue anter ke rumah Pak Boyke tanggal 17 sore, terus tanggl 18 pagi gue ambil, gue langsung minta tandatangan dosen penguji dan ketua program studi. Oh iya, gak lupa gue harus masukin softcopy skripsi gue ke CD yang harus ditempel sticker bertuliskan judul skripsi gue.

Gilagilagila. Itu mah gue hectic ga jelas sumpah. Gue bareng beberapa anak skripsi yang dibimbing Pak Boyke, sampe bikin grup skripsi biar bisa ngurus skripsi bersama.
Akhirnya sih murid bimbingan Pak Boyke yang berhasil lulus cuma 4 orang, yaitu gue (angkatan 2012), Erica, (2012), Juven (2013), dan Patrick (2011).

Setelah semua selesai, kita langsung daftar wisuda tanggal 18 (deadline daftar wisuda tanggal 18 juga)
Lalu kita langsung party. Party di Sutei tapi cuma gue sama Juven doang.

Akhirnya kita berjumpa lagi tanggal 4 Maret kemaren, pas wisuda. Emang gila UNP*R ini, kan termasuk universitas bagus di Bandung, jadi sekali wisuda ada 1000-2000an orang yang diwisuda bareng.
Itu mah penuhnya penuh pisan. GAK DIBAGI PER SESI LAGI. Gak ngerti lagi deh gue.
Terus gue nyetir sendiri ke tempat wisudanya pake toga. Lu tau gak rasanya nyetir di tengah kemacetan Kota Bandung pake kebaya plus toga? Valentino Rossi aja gak akan sanggup.*pret

 Nah ini gue foto sama anak-anak bimbingan Pak Boyke.

Ini gue sama orangtua gue. Coba tebak umur berapa mereka.

Nah ini gue sama pacar gue. Iya, Noi udah punya pacar. Entar gue ngeblog tentang pacar yah. *ciye ciye*
Thanks, Pacar, belain dateng ke wisuda yang super penuh ini. :*

Thanks juga kawan-kawan buat bunga-bunga dan pemberiannya, serta dukungan dan doa-doanya. Itu sangat berarti untukku. :')