Kamis, 30 November 2023

"Gapapa"

 Pengen tau gak sih, kenapa perempuan sering kali cemberut tapi waktu ditanya kenapa, jawabnya "Gapapa"?

Nih gue kasih tau.

Perempuan (sebenernya cowok juga kadang) emang perasaan dan feelingnya kompleks, seringkali entah kenapa perempuan ngerasa di dalam hatinya ada perasaan gak nyaman, entah sedih, entah marah, entah bete, tapi dirinya sendiri belum bisa memproses perasaan itu dan apa yang menyebabkan perasaan itu muncul. Akhirnya pas ditanya, dia jawab "Gapapa", karena dirinya sendiri juga masih bingung.

Gue pribadi tidak membenarkan buat jawab "Gapapa" kalau emang ada apa-apa, baik perempuan, laki-laki, transgender, atau siapapun wkwk.

Biasanya kalau gue lagi dalam state seperti itu dan ada yang nanya gue kenapa, gue bakal jelasin,"Sekarang perasaan gue lagi kurang enak, gue butuh waktu buat merenung dulu, nanti gue jelasin ya."
Gue gak akan jawab "Gapapa" karena sesungguhnya gue emang "Kenapa-kenapa" walau hanya dalam hati.

Gue juga gak setuju kalau ada yang memutuskan buat selalu jawab gapapa tiap kali ada apa-apa.

"Gue jawab gapapa, biar dia mikir sendiri gue kenapa!"


Menurut gue itu namanya ga bertanggung jawab atas perasaan sendiri. Memang, kita ga bisa mengendalikan bagaimana dunia ini, dan orang-orang di sekitar kita memperlakukan kita, dan kita mungkin ga bisa mengendalikan perasaan negatif apa yang muncul di dalem hati kita. Tapi kita punya kendali untuk memproses perasaan tersebut. 

Menurut gue, latihan untuk memproses perasaan sendiri bagusss banget biar kita bisa bertumbuh, bisa lebih mengenal diri sendiri, dan lebih bisa mengontrol diri sendiri supaya bisa lebih bijak dalam bertindak. Sayang banget kalau kesempatan seperti itu malah dilempar ke orang lain dan jadi outputnya "Biarin aja, biar dia mikir sendiri gue kenapa!"
Dan lagipula... orang lain ga bertanggung jawab atau punya kendali atas perasaan kita. 

Hidup ini gak mungkin perfect, gak mungkin semua rencana dan keinginan kita tercapai, gak mungkin juga gak pernah ketemu orang nyebelin, atau bahkan jadi orang nyebelin itu sendiri. Semua orang pasti begitu, presiden, kaisar, dan ratu Elizabeth juga begitu. Pengusaha sukses pun begitu.  
Di tengah dunia yang serba tidak perfect ini, penting banget buat diri kita bisa mengolah emosi dan perasaan kita sendiri, sehingga outputnya (which is perilaku dan perkataan kita) bisa tetep bijak dan gak merusak.

Entah kerasukan apa gue hari ini bahasanya jadi rada baku. WKWK.