Kamis, 09 Juni 2016

Supernova

Catatan: Jangan berharap pembahasan gue ini bakal dalem dan cerdas ya. Gue sama sekali bukan orang cerdas jenius, jadi pembahasan ini juga cuma standar pembaca awam.

Supernova adalah novel berseri, terdiri dari 6 buku yaitu:
Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh
Akar
Petir
Partikel
Gelombang
Intelijensi Embun Pagi.
Penulisnya adalah Dee Lestari, yang ternyata adalah kakak kelas gue di Unp*r
Sejauh ini, Supernova adalah novel Indonesia terbaik yang pernah gue baca. Ga cuma ceritanya lumayan kompleks, tapi ranahnya luas, lalu konflik-konfliknya juga ga kacangan.

Gue kenal novel ini dari seorang teman dunia maya, sebut saja Kal (gatau nama aslinya apa, sok misterius gitu deh anaknya) Ehehehe.
Tapi bukunya gue bisa baca gagara dipinjemin Ko Icat, seorang koko-koko multi talented yang orangnya nyebelin banget sampe-sampe sekarang ini gue males maen sama dia.
Haha. Bercanda. Serius ketang. =)

Nah sekarang gue mau menuliskan pendapat gue tentang buku-bukunya.
Sinopsisnya mah kamu cari aja sendiri di Google.

Yang bikin gue kagum dari seri ini adalah.. Banyak detail di cerita-ceritanya, misalnya soal latar belakang tiap tokohnya. Ada yang berasal dari keluarga terpandang, ada yang meniti karier dari nol sampe jadi pemuda sukses, ada seorang cewek rebel yang meninggalkan kampung halamannya dan jadi fotografer wild life gitu deh, ada tokoh cewek Bandung beloon turunan Tiongkok yang tadinya pengangguran lalu mulai punya usaha warnet. Yah baca weh sendiri lah.

Nah detail lainnya misalnya agama para tokohnya. Gue lumayan tertarik sama tokoh Zarah di buku Partikel, dimana dia itu seorang ateis yang selalu mempertanyakan ini-itu soal agama. 
Buat gue yang lahir di keluarga beragama, punya temen beragama semua, dan sejak TK sekolah di sekolah beragama, ini bisa jadi salah satu media buat gue memandang agama dari sudut pandang seorang ateis. Apa aja pergumulan dan apa yang menyebabkan seseorang secara sadar jadi ateis.
Ada juga tokoh Alfa yang agamanya masih agama tradisional. Di buku Gelombang, diceritain gimana sudut pandang Alfa, seorang pemeluk agama yang ga diakui negara (dan tentu ga diakui dunia pada umumnya), gimana dia dianggap pendosa walau hidupnya baik, lurus, rajin, dan jujur, cuma gara-gara agamanya itu. 
Dengan baca buku ini, mau gamau gue jadi bisa ngeliat sudut pandang orang-orang yang kepercayaannya (atau ketidakpercayaannya) ga diakui mayoritas.

Yang bikin gue kagum lagi adalah... Ranahnya yang luas banget. Gue gak ngerti Dee melakukan riset gimana caranya sampe bisa detail banget menceritakan lokasi-lokasi, situasi dan keadaannya, ga cuma di Buah Batu kota Bandung (yang letaknya deket banget sama rumah gue), Sianjur Mula-mula, Danau Toba, Bogor, London, Amerika, daerah hutan-hutan Kalimantan, dan sederet tempat lainnya. Dee menceritakan dengan luar biasa kebiasaan-kebiasaan orang-orang di masing-masing tempat, gimana situasi tempat-tempat tersebut, dan sebagainya.
Terus, gue gak ngerti juga gimana Dee bisa punya pengetahuan super luas ya. Konon di buku kesatu dia udah bawa-bawa hormon dan sederet istilah aneh (yang tentu aja relevan sama ceritanya), terus dia juga punya banyak pengetahuan, mulai dari fungi, orang utan, keadaan Asia Tenggara dan perang-perangnya, bahkan lagu Rastfarian, Broh.. Gue aja sampe sengaja search Google tentang Rastafarian gagara buku Akar. Thanks to Dee. Itu baru sebagian kecil dari hal yang entah gimana Dee bisa tau dan jadi bagian penting dari buku-bukunya.

Yang bikin gue kagum lagi!! Imajinasi , sudut pandang, dan cara pikir Dee yang luar biasa. Banyak banget hal yang bikin gue ngerasa,"Eh iya bisa aja ya selama ini sebenernya dunia kita begini begitu tapi kita gatau."
Susah juga kalo gue jelasin di sini, 
Pokoknya, buat gue Supernova adalah gabungan dari teknik menulis yang baik, riset gila-gilaan, pengetahuan penulis yang super luas, dan imajinasi yang luar biasa. Gue gak nyesel pernah baca buku kaya gini.
Walaupun sebenernya.. Gue kurang ngerti buku ke 6 dari seri ini. 
Guenya aja yang kurang nangkep kali yah maksud Dee di buku tersebut. Mungkin harus dibaca ulang nantinya. 
Nanti deh.
Nanti ah.
Saya mah suka menunda anaknya.

Sekian deh pembahasannya.. Mungkin emang pembahasan ini gak dalem dan awam banget, tapi gue sih rekomendasiin banget buku ini buat dibaca. Keren. Membuka wawasan dan cara pandang yang baru. 
:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar